Senin, 25 Desember 2017

TITIK JENUH

Doc. Penulis

Akan ada saat dimana kita berada dalam titik jenuh. Dan disanalah saat ini aku berada.

Ya mungkin karena aku tak mengerti bahwa hidup tak selalu bisa aku tentukan kemana arahnya akan membawa kita pergi. Atau mungkin karena harapan yang jauh terlalu tinggi dari ekspektasi.

Siapa yang tahu...

Entahlah... Kita mungkin punya visi dan misi yang berbeda, hingga itu yang membuat kita selalu berlawanan. Mereka mendukungmu.

Dan aku?

Aku akhirnya lelah sendiri. Sampai pada titik jenuh ini.

Pernahkah kau merasa berjuang sendiri?

Ketika harapanmu sangat tinggi, tapi yang lain seakan acuh tak acuh dengan apa yang kau cita-citai. Padahal apa yang kamu perjuangkan bukan untuk hal yang kamu nikmati pribadi.

Setinggi apapun semangatmu, sebesar apapun harapapunmu, dan sekuat apapun kamu berjuang untuk semua itu, rasanya tak akan berarti kalau hanya sendiri.

Lama-lama... Semua itu akan sirna.

Lama-lama... Semua itu tak lagi ada gunanya.

Punya skill tinggi tapi tak punya kontribusi? Ya percuma.

Kawan. Saat kau bekerja dalam tim, ingatlah ini.

Saat kau menganggap dirimu terlalu sibuk, tanyakan lagi, memangnya rekan satu timmu pengangguran yang kerjanya hanya duduk santai di rumah?

Saat kau menganggap dirimu tak bisa melalukan sesuatu, tanyakan lagi, memangnya tak ada yang mau mengajarimu? Atau jangan-jangan kamu yang tak mau belajar.

Kawan...

Aku juga punya titik jenuh.

Ketika kalian sama-sama acuh, tahukah kalian?

Semangatku juga mulai turun!

Cita-citaku tak lagi sebesar dulu!

Dan bahkan, kadang aku merasa tak kuat memperjuangkannya sendirian.

Ah...

Atau mungkin...

Aku yang tak mengerti kalian...


Banjarmasin, 6 Desember 2017

Diupload tanggal 25 Desember 2017, masih di Banjarmasin (belum libur)

Senin, 04 Desember 2017

BERSYUKURLAH


Mentari pagi bersinar, membawa keceriaan pada siapapun yang ia kenai. Burung-burung terbang dengan kicau merdu dalam melodi pagi yang seakan menari-nari.

Namun, ada satu yang nampaknya tak sebahagia burung-burung itu hari ini.

Orang itu adalah diriku sendiri.

Yang terus-terusan mengeluh atas hidup yang kadang kuanggap terlalu keras untuk dijalani.

Mulai dari tugas kuliah yang memanggil-manggil untuk dicandai, hingga tugas organisasi yang tak mau kalah ingin juga mendapat perhatian dan disayangi.

Ahh...

Aku hanya bisa mengeluh, mengeluh di atas penderitaan yang aku ciptakan sendiri.

Aku tak akan menyalahkan siapapun, apa lagi sampai menyalahkan sang Ilahi.

Karena aku tahu, semua ini karena aku tak pernah menyukuri apapun yang Tuhan berikan untuk aku yang tak tahu diri ini.

Bersyukurlah.

Bersyukurlah, karena semua rasa menderita muncul karena kita kurang bersyukur.

Bersyukurlah.
Bersyukurlah.



Banjarmasin, 4 Desember 2017