Berat
rasanya harus berpisah dari seorang yang sangat aku cintai, seseorang yang
selalu mengerti dan tahu bagaimana caranya menyayangi.
Namanya
Ahya, cinta pertamaku. Entahlah, orang bilang ini hanya cinta monyet, cinta
anak SMP yang baru beranjak remaja tapi aku rasa dia yang terbaik dari
segalanya. Hari ini tepat 1 tahun kami menjadi sepasang kekasih, tapi ada sesuatu
yang mengganjal dihatiku.
“Ya, ada yang ingin aku sampaikan.” Ucapku
ragu-ragu.
“Ada apa?” Tanya Ahya.
“Setelah pengumuman kelulusan aku harus ikut
ayah ibuku pindah ke Riau.” Aku mulai gugup menantikan respon dari Ahya.
“Kamu serius?” Ahya hanya bertanya singkat,
mungkin dia sudah mengerti pekerjaan ayahku.
“Iya, ayahku harus pindah tugas ke Riau dan
ayahku ingin aku ikut bersamanya dan melanjutkan sekolah disana.” Mataku mulai
berlinang.
“Baiklah, aku tak mungkin juga
memaksakan kehendakku hanya karena aku mencintaimu. Kalau kita jodoh, nanti
pasti akan kembali lagi.” Ahya mengusap air mataku yng mulai jatuh.
Setelah pengumuman kelulusan,
seperti yang telah direncanakan sebelumnya aku harus pindah. Semua sudah
disiapkan, aku akan pergi meninggalkan tanah Kalimantan. Berat rasanya tapi,
aku harus kuat menjalaninya.
Oh ya, namaku Hafizah Fikriah
Waskan. Aku anak pertama dari 3 bersaudara dan aku anak perempuan satu-satunya.
Jadi wajar saja aku sangat disayang dan dimanja. Ayahku bahkan tak ingin
terpisah jauh walau hanya beda pulau.
Hari
demi hari terus berlalu, sudah terhitung 3 tahun sejak kepergianku meninggalkan
tanah Kalimantan. Banyak lelaki yang mendekatiku, berusaha merebut perhatian
dan kasih sayangku, namun tak ada satupun yang berhasil singgah dan menetap
dihatiku.
Sudah
beberapa bulan ini kondisi udara di Riau semakin memburuk, entah hutan yang
terbakar atau sengaja dibakar aku tak tahu penyebab pastinya. Kondisi
kesehatanku mulai memburuk, Ujian Nasional sudah kulalui dan akhirnya ayah
dengan berat hati menyuruhku kembali ke Kalimantan dan melanjutkan studiku
disana. Awalnya aku menolak, aku tak bisa jauh dari ayah Tapi kerena
pertimbangan yang matang akhirnya aku mengiyakan permintaan ayah.
Kalimantan?
Ya, tempat dimana dulu aku pernah membuat cerita cinta luar biasa dengan
seseorang yang kini aku tak tahu ada dimana.
Aku
diterima di Universitas Lambung Mangkurat, tepatnya dijurusan Pendidikan
Matematika. Hari ini pra-ospek, semua mahasiswa baru program studiku
dikumpulkan, ada satu yang menarik perhatianku. Seperti aku sangat
mengenalinya, tapi aku terlalu malu untuk bertanya.
Ini
saatnya semua orang mengenalkan diri, tiba giliran si cowok itu. Astaga, aku
tak bisa berkata apa-apa. Ternyata dia, orang itu, orang yang pernah menjadi
pelita hatiku. Ya, dia adalah Ahya. Sejak saat itu kami kembali akrab, dan
akhirnya memutuskan untuk kembali menjalin kasih.
Mantap Beng 👍
BalasHapusMantap Beng 👍
BalasHapus