Aku berjalan menjauh darimu, dan tak lama kulihat kamu berlari mengejarku. Aku tak peduli, aku terus lanjutkan hidupku. Tanpamu.
Melupakanmu memang butuh waktu yang lama, tapi aku yang memutuskan pergi. Jadi tak ada alasan untuk bersedih atas sebuah konsekuensi.
Meskipun kadang air mata juga mengikuti, tapi aku bersyukur kamu tak melihat itu jatuh dari mataku.
Kita telah lama berada di jalan yang salah, dan saat aku menyadarinya mengapa kamu tak juga mengerti? Bahwa kita tak seharusnya bersama lagi.
Aku sudah lupa apa saja yang pernah kamu ceritakan padaku. Setelah pergi darimu, aku mulai menyadari sesuatu. Bertahun-tahun mengenalmu tak ada satupun yang aku tahu tentangmu. Kamu tak pernah jujur denganku, hanya itu yang sekarang aku tahu.
Aku sedikit menengok ke belakang. Aku lihat sepertinya kamu mulai lelah dengan usahamu untuk kembali padaku. Sepertinya saat kamu mengejarku kamu bertemu seseorang yang terlihat menarik bagimu. Atau mungkin sebelum aku pergi, kamu sudah menemukan orang itu. Aku tak tahu.
Kamu tahu betul bahwa aku tak pernah membencimu, walau terkadang tanpa aku sadari aku begitu kecewa dengan perlakuanmu. Kita berpisah bukan karena itu, tapi karena aku yang tak bisa terus bersamamu dalam ikatan yang tidak wajar ini. Dan kamu tahu itu.
Akrab dengan semua orang? Aku rasa kamu begitu tahu tentang sifatku itu. Bahkan aku tetap menyapamu meski tak sehangat dulu. Aku tetap berjalan pada jalanku, bukan lagi pada jalan kita yang sampai saat ini tetap menjadi jalanmu.
Sesekali aku bertemu dengan orang yang pernah mewarnai masa laluku, tapi bukan berarti aku ingin mengulang masa itu. Aku rasa tak ada yang salah dengan tetap berteman dengan masa lalu. Selama jalanku tetap seperti yang aku yakini, aku tak pernah mempermasalahkan berteman denganmu.
Aku tak akan lagi mengurusi hidupmu. Tapi jika kamu perlu aku sebagai teman, aku akan lakukan itu. Seorang teman akan selalu membantumu. :)
0 komentar:
Posting Komentar